Senin, 09 Januari 2012
Hati Kecil Anak Jalanan
Siapa bilang Mereka yang terlantar tak bisa menjadi kaya
Siapa bilang mereka yang tak punya ibu tidak bisa menjadi pemimpin
Siapa bilang mereka yang terbuang di panti asuhan tidak bisa tertawa
Siapa bilang mereka yang tak punya ibu tidak bisa menjadi pemimpin
Siapa bilang mereka yang terbuang di panti asuhan tidak bisa tertawa
Anak-anak itu terlantar di pinggiran jalan
mengais-ngais di pinggiran jalan
meminta-minta di tengah hilir mudik orang kaya
Menyanyikan nada-nada sumbang
mengais-ngais di pinggiran jalan
meminta-minta di tengah hilir mudik orang kaya
Menyanyikan nada-nada sumbang
malam melangkah diantara lampu-lampu kota
barisan tubuh mungil terlelap berselimutkan angin
menutup mata dalam damai diatas selembar kertas
melekuk seluruh tubuhnya menghangatkan diri
barisan tubuh mungil terlelap berselimutkan angin
menutup mata dalam damai diatas selembar kertas
melekuk seluruh tubuhnya menghangatkan diri
acap kali makian menghampiri moral mereka
kata-kata tak bermoral mampir dalam kepolosan mereka
terbentuk jika keras dan tak lagi mengerti etika dan moral
kata-kata tak bermoral mampir dalam kepolosan mereka
terbentuk jika keras dan tak lagi mengerti etika dan moral
Anak -anak itu terlantar diantara wanita-wanita yang bukan ibunya
spanduk kusam menjadi rumah mereka
bergelayut diantara ting-tiang papan iklan
tertawa tanpa tahu akan kemana masa depannya
spanduk kusam menjadi rumah mereka
bergelayut diantara ting-tiang papan iklan
tertawa tanpa tahu akan kemana masa depannya
CIta-cita mereka besar….
Harapan mereka jauh……
semangat mereka tinggi… “Aku ingin sekolah”; katanya
Setiap hari melewati mereka dengan hati teriris
Harapan mereka jauh……
semangat mereka tinggi… “Aku ingin sekolah”; katanya
Setiap hari melewati mereka dengan hati teriris
Berharap suatu hari merangkul mereka
berharap suatu hari memberi mereka masa depan
berharap suatu hari menjadi ibu bagi mereka semua
dan terus berharap untuk mereka yang tidak kukenal
berharap suatu hari memberi mereka masa depan
berharap suatu hari menjadi ibu bagi mereka semua
dan terus berharap untuk mereka yang tidak kukenal
Meneteskan air mata ini tidak akan memberi mereka masa depan
merasa terluka di hati ini tak akan memberi mereka makan
dengan semangat dan kerja keras … Ku coba tuk mencapai harapan ini
merasa terluka di hati ini tak akan memberi mereka makan
dengan semangat dan kerja keras … Ku coba tuk mencapai harapan ini
Mereka itu terlantar… tapi mereka masih punya harapan
mereka masih bisa menjadi pemimpin
mereka tidak boleh terus tidur di jalanan ini
bergelayutan diatara papan iklan itu…..
mereka masih bisa menjadi pemimpin
mereka tidak boleh terus tidur di jalanan ini
bergelayutan diatara papan iklan itu…..
itu bukan rumah mereka…..
mereka adalah manusia yang penuh harapan
manusia yang tidak boleh dibiarkan dalam kebodohan
Anak-anak itu terlantar…
meski tersenyum, aku tau mereka berharap
mereka adalah manusia yang penuh harapan
manusia yang tidak boleh dibiarkan dalam kebodohan
Anak-anak itu terlantar…
meski tersenyum, aku tau mereka berharap
sinar matanya yang lesu,
tertawa dalam sinar mata yang merasa putus asa
Anak-anak itu terlantar
tertawa dalam sinar mata yang merasa putus asa
Anak-anak itu terlantar
Tiga Kepastian
Jibril as bertugas menyampaikan wahyu dari Allah swt, namun saat ia datang. kepada Rasulullah saw ternyata tidak hanya wahyu yang disampaikannya tapi juga ada pesan-pesan khusus darinya yang disampaikan kepada Nabi, ini menunjukkan betapa penting pesan-pesan yang disampaikannya.
Meskipun demikian, pesan-pesannya yang baik itu tidak hanya ditujukan kepada Nabi, tapi sebenarnya kepada kita semua. Karenanya kitapun harus memahaminya dengan baik agar dapat kita jalani untuk kebaikan dalam hidup kita di dunia dan akhirat yang bahagia.
Diantara sekian banyak pesan mataikat Jibri! kepada Rasululiah saw adalah : “Hiduplah engkau seberapapun lamanya, namun engkau pasti akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau sukai, namun engkau pasti akan berpisah dengannya. Beramallah semaumu, namun engkau pasti akan mendapat balasannya” (HR. Baihaki).
Pesan malaikat Jibril di atas yang perlu kita pahami menunjukkan adanya tiga kepastian yang tidak bisa kita hindari terjadi pada kita, cepat atau lambat.
1. Kepastian Mati
Mati merupakan suatu kepastian, apalagi sudah terbukti bahwa sepanjang adanya kehidupan telah ada kematian. Karena itu manusia boleh saja menginginkan hidup lama bahkan seberapapun lamanya tapi ia tidak bisa mencegah dirinya dan kematian bila saatnya sudah tiba,sehebat dan sekuat apapun dirinya.
Fir’aun sang raja yang kuat dan ditakuti orang sudah lama mati dan menjadi catatan sejarah, Qarun yang kaya raya juga sudah lama mati dan menjadi bukti sejarah betapa orang kaya tidak boleh sombong, para Nabi juga sudah mati dan kematian itu berkeliling dunia untuk menjemput manusia satu demi satu kembali ke kampung akhirat.
Allah swt berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS Al-Anbiya[21]:35)
Karena kematian tidak bisa dihindari, maka meskipun manusia berusaha untuk menghindarinya, tetap saja ia akan datang juga menemui siapapun bila memang sudah tiba saatnya.
Allah swt berfirman: “Katakanlah; Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS Al Jumuati [62]:8).
Bahkan manusia juga tidak bisa menghindari kematian bila memang sudah tiba saatnya meskipun ia berada di benteng pertahanan yang tinggi lagi kokoh, hal ini ditegaskan dalam firman Allah swt: “Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: ‘Ini adalah dari sisi Allah’, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: ‘ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)’. Katakanlah: ‘Semuanya (datang) dari sisi Allah’. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik). Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS An Nisa [4]:78).
Karena mati merupakan suatu kepastian, satu hal yang harus kita sadari bahwa ternyata mati itu bukanlah akhir dari kehidupan manusia, tapi sebenamya awal dari fase kehidupan yang baru, yaitu kehidupan akhirat yang enak atau tidaknya sangat tergantung pada bagaimana ia menjalani kehidupan di dunia ini.
Bila kita sudah menyadari kepastian adanya kematian, maka kita tidak akan mensia-siakan kehidupan di dunia yang tidak lama. Kita akan berusaha mengefektifkan perjalanan hidup di dunia ini untuk melakukan sesuatu yang bisa memberikan nilai positif, tidak hanya dalam kehidupan di dunia tapi juga di akhirat karena kehidupan dunia merupakan saat mengumpulkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk kebahagiaan dalam kehidupan di akhirat.
Karena kematian pada hakikatnya adalah perjumpaan dengan Allah swt yang tentu saja harus dengan bekal amat shaleh yang sebanyak-banyaknya, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (QS Al Kahfi [18]:110).
2. Kepastian Berpisah Dengan Kekasih.
Manusia boleh saling mencintai antara saiu dengan lainnya, suami pada isteri atau sebaliknya, orang tua pada anak atau sebaliknya, rakyat terhadap pemimpin atau sebaliknya, sahabat dengan sahabat dan sebagainya.
Namun kecintaan kepada manusia tidaklah abadi, karenanya jangan sampai kita mencintai manusia secara berlebihan karena pasti kita akan berpisah dengan orang yang kita cintai, adakalanya kita lebih dahulu meninggalkannya atau kita yang ditinggalkan oleh orang yang kita cintai.
Karenanya malaikat Jibril mengingatkan kita semua bahwa kita pasti berpisah dengan orang yang sangat kita cintai sekalipun, sehingga agar tidak terlalu berat dalam perpisahan, kita harus mencintai manusia sekadarnya, sedangkan yang harus paling kita cintai adalah Allah swt dan Rasul-Nya.
Allah swt berfirman: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selainAllah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada” (QS Al-Baqarah[2]:165).
Di dalam ayat lain, Allah swt mengingatkan kita agar mencintai apapun dan siapapun tidak lebih dari kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya serta perjuangan di jalan-Nya karena hal ini akan membuat kita menjadi semakin jauh dari petunjuk hidup yang benar.
Sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah, jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (QS At Taubah [9]:24).
Meskipun sudah diingatkan, ternyata banyak sekali manusia yang mencintai sesuatu sangat dalam cintanya sehingga pada saatnya berpisah dengan yang dicintainya itu ia tidak memiliki kesiapan mental yang memadai, saat keluarga atau orang yang dicintainya harus pergi ke wilayah yang jauh untuk sesuatu yang penting, maka ia tidak rela melepaskannya, apalagi sampai meninggal dunia yang mengakibatkan duka yang terlalu dalam sampai terjadinya goncangan jiwa atau gangguan mental sehingga kehidupan tidak bisa dijalaninya dengan baik, bahkan tidak memiliki gairah hidup.
3. Kepastian Balasan Amal
Dunia ini tempat beramal, kenyataan menunjukkan bahwa banyak manusia yang beramal shaleh, namun banyak pula yang beramal salah. Allah swt memberikan kebebasan kepada manusia tentang amal apa yang mau mereka lakukan, karena hasilnya terpulang kepada manusia itu sendiri.
Amal shaleh akan membuat pelakunya merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat, sedangkan amal salah akan membuat pelakunya mengalami penderitaan dan kesengsaraan di dunia maupun di akhirat.
Apa yang hendak kita lakukan harus dipertimbangkan secara matang, jangan asal melakukan apalagi sekadar ikut-ikutan dengan orang lain karena apapun yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggung-jawabannya dihadapan Allah swt.
Firman Allah: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS Al Isra[17:36).
Dengan demikian, manusia bebas melakukan apapun sekehendak hatinya, namun ia sendiri yang mendapatkan hasilnya, seberengsek apapun manusia dengan kejelekan amalnya, ia harus siap menanggung akibatnya, bahkan syaitan yang telah menjerumuskannya pada amal yang jelek dan nista tidak mau disalahkan dalam kehidupan di akhirat nanti meskipun manusia melakukan kejelekan karena menuruti godaan syaitan.
Hal ini diceritakan oleh Allah swt tentang apa yang akan terjadi dalam kehidupan di akhirat nanti dalam firman-Nya: "Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih" (QS ibrahim [14]:22).
Meskipun demikian, pesan-pesannya yang baik itu tidak hanya ditujukan kepada Nabi, tapi sebenarnya kepada kita semua. Karenanya kitapun harus memahaminya dengan baik agar dapat kita jalani untuk kebaikan dalam hidup kita di dunia dan akhirat yang bahagia.
Diantara sekian banyak pesan mataikat Jibri! kepada Rasululiah saw adalah : “Hiduplah engkau seberapapun lamanya, namun engkau pasti akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau sukai, namun engkau pasti akan berpisah dengannya. Beramallah semaumu, namun engkau pasti akan mendapat balasannya” (HR. Baihaki).
Pesan malaikat Jibril di atas yang perlu kita pahami menunjukkan adanya tiga kepastian yang tidak bisa kita hindari terjadi pada kita, cepat atau lambat.
1. Kepastian Mati
Mati merupakan suatu kepastian, apalagi sudah terbukti bahwa sepanjang adanya kehidupan telah ada kematian. Karena itu manusia boleh saja menginginkan hidup lama bahkan seberapapun lamanya tapi ia tidak bisa mencegah dirinya dan kematian bila saatnya sudah tiba,sehebat dan sekuat apapun dirinya.
Fir’aun sang raja yang kuat dan ditakuti orang sudah lama mati dan menjadi catatan sejarah, Qarun yang kaya raya juga sudah lama mati dan menjadi bukti sejarah betapa orang kaya tidak boleh sombong, para Nabi juga sudah mati dan kematian itu berkeliling dunia untuk menjemput manusia satu demi satu kembali ke kampung akhirat.
Allah swt berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS Al-Anbiya[21]:35)
Karena kematian tidak bisa dihindari, maka meskipun manusia berusaha untuk menghindarinya, tetap saja ia akan datang juga menemui siapapun bila memang sudah tiba saatnya.
Allah swt berfirman: “Katakanlah; Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS Al Jumuati [62]:8).
Bahkan manusia juga tidak bisa menghindari kematian bila memang sudah tiba saatnya meskipun ia berada di benteng pertahanan yang tinggi lagi kokoh, hal ini ditegaskan dalam firman Allah swt: “Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: ‘Ini adalah dari sisi Allah’, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: ‘ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)’. Katakanlah: ‘Semuanya (datang) dari sisi Allah’. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik). Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS An Nisa [4]:78).
Karena mati merupakan suatu kepastian, satu hal yang harus kita sadari bahwa ternyata mati itu bukanlah akhir dari kehidupan manusia, tapi sebenamya awal dari fase kehidupan yang baru, yaitu kehidupan akhirat yang enak atau tidaknya sangat tergantung pada bagaimana ia menjalani kehidupan di dunia ini.
Bila kita sudah menyadari kepastian adanya kematian, maka kita tidak akan mensia-siakan kehidupan di dunia yang tidak lama. Kita akan berusaha mengefektifkan perjalanan hidup di dunia ini untuk melakukan sesuatu yang bisa memberikan nilai positif, tidak hanya dalam kehidupan di dunia tapi juga di akhirat karena kehidupan dunia merupakan saat mengumpulkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk kebahagiaan dalam kehidupan di akhirat.
Karena kematian pada hakikatnya adalah perjumpaan dengan Allah swt yang tentu saja harus dengan bekal amat shaleh yang sebanyak-banyaknya, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (QS Al Kahfi [18]:110).
2. Kepastian Berpisah Dengan Kekasih.
Manusia boleh saling mencintai antara saiu dengan lainnya, suami pada isteri atau sebaliknya, orang tua pada anak atau sebaliknya, rakyat terhadap pemimpin atau sebaliknya, sahabat dengan sahabat dan sebagainya.
Namun kecintaan kepada manusia tidaklah abadi, karenanya jangan sampai kita mencintai manusia secara berlebihan karena pasti kita akan berpisah dengan orang yang kita cintai, adakalanya kita lebih dahulu meninggalkannya atau kita yang ditinggalkan oleh orang yang kita cintai.
Karenanya malaikat Jibril mengingatkan kita semua bahwa kita pasti berpisah dengan orang yang sangat kita cintai sekalipun, sehingga agar tidak terlalu berat dalam perpisahan, kita harus mencintai manusia sekadarnya, sedangkan yang harus paling kita cintai adalah Allah swt dan Rasul-Nya.
Allah swt berfirman: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selainAllah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada” (QS Al-Baqarah[2]:165).
Di dalam ayat lain, Allah swt mengingatkan kita agar mencintai apapun dan siapapun tidak lebih dari kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya serta perjuangan di jalan-Nya karena hal ini akan membuat kita menjadi semakin jauh dari petunjuk hidup yang benar.
Sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah, jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (QS At Taubah [9]:24).
Meskipun sudah diingatkan, ternyata banyak sekali manusia yang mencintai sesuatu sangat dalam cintanya sehingga pada saatnya berpisah dengan yang dicintainya itu ia tidak memiliki kesiapan mental yang memadai, saat keluarga atau orang yang dicintainya harus pergi ke wilayah yang jauh untuk sesuatu yang penting, maka ia tidak rela melepaskannya, apalagi sampai meninggal dunia yang mengakibatkan duka yang terlalu dalam sampai terjadinya goncangan jiwa atau gangguan mental sehingga kehidupan tidak bisa dijalaninya dengan baik, bahkan tidak memiliki gairah hidup.
3. Kepastian Balasan Amal
Dunia ini tempat beramal, kenyataan menunjukkan bahwa banyak manusia yang beramal shaleh, namun banyak pula yang beramal salah. Allah swt memberikan kebebasan kepada manusia tentang amal apa yang mau mereka lakukan, karena hasilnya terpulang kepada manusia itu sendiri.
Amal shaleh akan membuat pelakunya merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat, sedangkan amal salah akan membuat pelakunya mengalami penderitaan dan kesengsaraan di dunia maupun di akhirat.
Apa yang hendak kita lakukan harus dipertimbangkan secara matang, jangan asal melakukan apalagi sekadar ikut-ikutan dengan orang lain karena apapun yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggung-jawabannya dihadapan Allah swt.
Firman Allah: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS Al Isra[17:36).
Dengan demikian, manusia bebas melakukan apapun sekehendak hatinya, namun ia sendiri yang mendapatkan hasilnya, seberengsek apapun manusia dengan kejelekan amalnya, ia harus siap menanggung akibatnya, bahkan syaitan yang telah menjerumuskannya pada amal yang jelek dan nista tidak mau disalahkan dalam kehidupan di akhirat nanti meskipun manusia melakukan kejelekan karena menuruti godaan syaitan.
Hal ini diceritakan oleh Allah swt tentang apa yang akan terjadi dalam kehidupan di akhirat nanti dalam firman-Nya: "Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih" (QS ibrahim [14]:22).
Sabtu, 07 Januari 2012
QS Al-Ahqaf [46]:13-14
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-Ahqaf [46]:13-14) Bagi pribadi yang sedang mendekatkan diri dengan Al-Qur’an misalnya bertekad menjadi hafidz 30 juz, godaan yang sering menggelayuti adalah kekhawatiran terhadap masa depan, seperti maisyah, walimah, serta pertanyaan-pertanyaan bernada negatif yang lain. Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada rasa takut dan sedhi bagi manusia yang berada di jalan Allah Swt. Ketika mau menghafal, motivasinya harus jelas dan motivasi itu harus terus diyakini.
Rasa takut dan khawatir biasanya disebabkan oleh mengambangnya visi dan misi serta kurangnya kepahaman terhadap bobot manfaat dari hafalan Al-Qur’an yang diperoleh. Tanpa disadari, perasaan kita telah dikuasai dan digelayuti oleh kecintaan berlebihan terhadap dunia. Seakan-akan kesuksesan itu hanya ditandai dengan uang dan materi yang banyak. Padahal kehidupan ini tidak
Rasa takut dan khawatir biasanya disebabkan oleh mengambangnya visi dan misi serta kurangnya kepahaman terhadap bobot manfaat dari hafalan Al-Qur’an yang diperoleh. Tanpa disadari, perasaan kita telah dikuasai dan digelayuti oleh kecintaan berlebihan terhadap dunia. Seakan-akan kesuksesan itu hanya ditandai dengan uang dan materi yang banyak. Padahal kehidupan ini tidak
terlepas dari sunnatullah bahwa setiap manusia ada yang diberi rezeki yang banyak dan ada pula yang mendapat sedikit – sekalipun keduanya sama-sama aktif mencarinya dan dengan jumlah jam yang sama pula.
Jumat, 06 Januari 2012
Kekuatan Manusia dihadapan sang Pencipta
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir
Al-Baqarah : 286
Al-Baqarah : 286
Kamis, 05 Januari 2012
Berfikir
Berusaha untuk selalu berfikir positif dan optimis dalam semua kesulitan ,Jangan terobsesi pada pengalaman masa lalu atau masa depan, tapi tataplah masa kini. Masa lalu sudah lewat, tak akan kembali lagi, masa depan itu belum terjadi jadi kita tak tahu apa yang terjadi dan akhirnya hanya berangan berharap sesuatu, tapi di masa kinilah, kita harus menentukan dan membuat keputusan terhadap diri kita.
Berfikir positif dan optimis terlihat seperti kalimat puisi yang sepele, tapi sdarilah ini sangat penting dalam peran anda mengambil keputusan yang akan menentukan kesuksesan atau kehancuran
Apa Anda Pernah Berfikir . . . ?
- Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukan
- Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu.
- Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda
- Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
- Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai. Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru
- Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan
- Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru
- Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda
- Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat
- Kita lebih menghormati orang miskin yang berani daripada orang kaya yang penakut. Karena sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa depan yang akan mereka capai
- Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan
- Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.
- Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.
- Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa mengupayakan pelayanan yang terbaik. Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang baik, maka andalah yang akan dicari uang
BersyukuR
Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di
pekarangan sendiri.
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Bersyukurlah !
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan .
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?
Bersyukurlah !
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu .
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar .
Bersyukurlah !
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit .
Karena Di masa itulah kamu tumbuh …
Bersyukurlah !
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu .
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang .
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru .
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu .
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat .
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga .
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih .
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan .
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal baik…
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut…
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif …
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu …
PerkenalkaN
- Nama : Marhot ahmat Lubis
- Alamat : Panyabungan,Sumatera Utara,Indonesia
- Lahir :12 Juni 1992
- Id FB : marhotluvhanggi@yahoo.com
- Game : Point Blank Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)